EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS
1. Defenisi
Economic
Exposure menunjukkan dampak prosentase perubahan nilai kurs dan faktor lainnya terhadap
prosentase perubahan arus kas perusahaan yang merupakan cerminan dari nilai
perusahaan (Alan C. Saphiro;1996, 277). Economic Exposure terdiri dari operating
exposure dan transaction exposure.Sedangkan Vicenteu Covrig (1999)
mendefinisikan Economic Exposure dengan “The effect of random changes in
exchange rates on the firm’s competitive position, future sales, costs, cash
flows.” Berdasarkan uraian di atas, pengukuran economic exposure dari suatu
perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang, yaitu memandang perusahaan
akan terus beroperasi atau ongoing concerndimana biaya dan harga yang
kompetitif dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang. Oleh karena itu
pengukuran economic exposure merupakan tugas yang tidak mudah, yang membutuhkan
kemampuan untuk meramalkan nilai dan kepekaan arus kas di masa yang akan datang
terhadap nilai tukar.Economic exposureterkait erat dengan fluktuasi kurs untuk jangka
waktu yang panjang. Pengaruhnya di ukur terhadap indikator keekonomian
yang terutama adalah Net Present Value (NPV) dan IRR. Adanya gejolak kurs akan
menyebabkan perubahan pendapatan dan pengeluaran dan berpengaruh langsung
terhadap keuntungan aliran kas saat ini. Jadi tingkatan dimana present value dan
arus kas perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar disebut dengan
economic exposure
.
2. Pengelolaan Economic Exposure
Tujuan
dari pengelolaan economic exposure menurut Eiteman (1995; 230) adalah untuk
mengantisipasi dan mempengaruhi efek dari perubahan yang tidak
diharapkan dari nilai tukar terhadap arus kas perusahaan di masa yang akan
datang. Untuk menganalisa economic exposure
dan
menentukan strategi yang harus diambil di dalam menghadapi economic exposure,
langkah-
langkah
yang perlu dilaksanakan menurut Alan C. Saphiro (1996), adalah :
a.
Memperhitungkan
real axchange rate
b.
Memperhatikan
situasi persiangan antar perusahaan, antara lain bagaimana posisi perusahaan
saat ini, apakah perusahaan sebagai market leader atau market follower
c.
Memperhatikan
jangka waktu perubahan kurs, apakah perubahan kurs akan berlangsung dalam
jangka waktu pendek atau panjang.
d.
Menanggapi
perubahan kurs dengan secara proaktif dan memilih strategi yang meliputi :
a.
Marketing
: Market selection, product strategy, pricing strategy promotional strategy
b.
Production
: Product sourcing, input mix, plant location, raising Productivity
c.
Financial
: Source of fund natural hedge, currency swaps.
d.
Memperhitungkan
nilai compound stock di negara tersebut.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Economic
Exposure
Masih
menurut Profesor Alan C. Saphiro (1996), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Eksposur Ekonomi, yakni :
a.Dimana
perusahaan menjual produknya (dalam atau luar negeri).
b.Kompetitor
utama perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri
c.Kepekaan
permintaan barangterhadap harga (elastis atau inelastis).
d.Dimana
perusahaan memproduksi produknya (di dalam atau di luar
negeri).
e.Input
perusahaan berasal dari dalam atau dari luar negeri
f.Bagaimana
penetapan harga input atau outputnya (ditetapkan berdasarkan harga pasar dunia
atau pasar domestik.
g.Inflasi
dengan melihat prosentase perubahan IHK. (Saphiro 1996;291).
Hal
lain yang dapat mempengaruhi economic exposure secara tidak langsung adalah
espektasi terhadap faktor-faktor perekonomian antara lain tingkat bunga dan
inflasi. Tingkat bunga akan naik dengan semakin melemahnya nilai suatu mata
uang. Hal ini biasanya terjadi karena untuk mengimbangi melemahnya nilai suatu
mata uang, tingkat bunga pun dinaikan sehingga real value dari suatu investasi
tidak berubah dan investor asing tidak melarikan dananya ke luar negeri. Hal
ini sesuai dengan Fischer Effect, dimana tingkat bunga yang tinggi tentunya
akan berpengaruh negatif pada perusahaan yang memiliki hutang. Demikian pula
dengan inflasi, berdasarkan teori Purchasing Power Parity, semakin melemahnya
nilai suatu mata uang akan diikuti oleh kenaikan inflasi. Tingkat bunga akan
naik dengan semakin melemahnya nilai suatu mata uang. Hal ini biasanya terjadi
karena untuk mengimbangi melemahnya nilai suatu mata uang, tingkat bunga pun
dinaikan sehingga real value dari suatu investasi tidak berubah dan investor
asing tidak melarikan dananya ke luar negeri. Hal ini sesuai dengan Fischer
Effect, dimana tingkat bunga yang tinggi tentunya akan berpengaruh negatif pada
perusahaan yang memiliki hutang.
Refrensi http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14079/1/MUHAMMAD%20ILHAM%20SETIADI-FEB.pdf
Nama
: Dina Aqmarina
NPM
: 22210056
Kelas
: 4EB22
Mata
Kuliah : Akuntansi Internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar